Minggu, 31 Mei 2009

INFO TENTANG PENGIKATAN JUAL BELI

DALAM perjanjian pengikatan jual beli antara A dan B, setelah terjadi pelunasan harga jual beli, SSB, dan SSP, harus diikuti dengan akta Jual Beli PPAT dan sertipikat harus dibalik nama dari nama A (penjual) ke nama B (pembeli), kemudian barulah B dapat menjual lagi kepada pihak lain.
Selama sertipikat belum dibaliknama ke atas nama B, masih dalam bentuk pengikatan jual beli A kepada B, maka B dilarang membuat perjanjian Jual Beli lagi dengan C. Jangan dibuat kuasa tersendiri dari A kepada B atau kepada pihak lain untuk menjual bidang tanah milik A tersebut.
Notaris diminta jangan membuat akta yang saling bertentangan, contohnya : dalam pengikatan jual beli antara A (pemilik) dan B (pembeli) dinyatakan pembayarannya sudah lunas, kemudian akta berikutnya menyatakan pembayaran baru lunas dan dibayar dengan angsuran. Hal ini akan menimbulkan masalah di kemudian hari.
Dalam Pengikatan Jual Beli, harus dengan tegas disebutkan syarat batal apabila pembeli dalam waktu yang ditentukan tidak melakulan pembayaran.
(sumber : Makalah ini ditulis oleh Winanto Wiryomartani, S.H.,M.Hum, disampaikan pada Kongres XX INI, di Surabaya, 29 Januari 2009).

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda